Jumat, 18 Maret 2016

Memperbaiki Ejaan, Diksi dalam sebuah artikel


Nama : Intan Ardialistian Dita Dewi
Npm  



“ Memperbaiki Kesalahan Penulisan pada Sebuah Artikel “

ARTIKEL TENTANG KOMPUTER

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Dalam arti seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang mengolah informasi" atau "sistem pengolah informasi." Selama bertahun-tahun sudah ada beberapa arti yang berbeda dalam kata "komputer", dan beberapa kata yang berbeda tersebut sekarang disebut disebut sebagai komputer.

Kata computer secara umum pernah dipergunakan untuk mendefiniskan orang yang melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa mesin pembantu. Menurut Barnhart Concise Dictionary of Etymology, kata tersebut digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1646 sebagai kata untuk "orang yang menghitung" kemudian menjelang 1897 juga digunakan sebagai "alat hitung mekanis". Selama Perang Dunia II kata tersebut menunjuk kepada para pekerja wanita Amerika Serikat dan inggris yang pekerjaannya menghitung jalan artileri perang dengan mesin hitung.




No
Kesalahan
Perbaikan
Keterangan
1
Kata computer semula
Kata komputer semula
Salah Ejaan
2
Semula dipergunakan untuk menggambarkan
Semula digunakan untuk menggambarkan
Salah Diksi
3
Asal Mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif
Awal Mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif
Salah Diksi
4
Terdapat alat seperti slide rule
Terdapat alat seperti slide rule
Salah Ejaan
5
Sekarang disebut disebut sebagai komputer
Sekarang disebut - sebut sebagai komputer
Salah Diksi
6
Kata computer secara umum pernah
Kata komputer secara umum pernah
Salah Ejaan
7
Dipergunakan untuk mendefinisikan orang yang melakukan
Digunakan untuk mendefinisikan orang yang melakukan
Salah Diksi
8
Menurut Barnhart Concise Dictionary of Etymology
Menurut Barnhart Concise Dictionary of Etymology
Salah Ejaan
9
Kata tersebut menunjuk kepada para pekerja
Kata tersebut ditunjukan kepada para pekerja
Salah Diksi
10
Pekerja wanita Amerika Serikat dan inggris
Pekerja wanita Amerika Serikat dan Inggris
Salah Ejaan


Minggu, 17 Januari 2016

Jurnal Prilaku Konsumen_Softskill


Jurnal Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Suatu Barang

Latar Belakang 

            Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta barbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang menjadi dilema bagi konsumen, apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Maka, konsumen akan melihat faktor-faktor apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi kehidupannya.

Metode Analisis Data 

            Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, sumber yang diperoleh dengan metode ini diperoleh data dari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal serta referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Studi ini sepenuhnya mempelajari teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti Astra Honda Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren motor ideal terbaik Indonesia. Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas telah didapatkan beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemilihan produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen tersebut, sebagai berikut :
1. Kebudayaan.
      Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
2. Kelas sosial.
         Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal.
3. Kelompok referensi kecil.
         Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll.
4. Keluarga.
        Lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
– Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
– Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
– Siapa yang melakukan pembelian.
– Siapa pemakai produknya.
5. Pengalaman.
         Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
6. Kepribadian.
          Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku.
7. Sikap dan kepercayaan.
          Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya.
8. Konsep diri.
           Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.

Sumber:https://andreastrihatmoyo.wordpress.com/2015/01/09/jurnal-perilaku-konsumen-terhadap-pembelian-suatu-barang/

 

  PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BAKSO DI MALANG

Latar Belakang
        Kota Malang juga dikenal sebagai kota Bakso selain kota Apel. Bakso merupakan makanan daging sapi yang dicampur dengan terigu yang dimasak dengan proses tertentu untuk dikonsumsi. Bakso sangat populer dan digemari semua kalangan dengan harga yang bervariasi dan terjangkau oleh konsumen. Tarwotjo et al. (1971) menjelaskan bahwa bakso daging sapi merupakan sumber protein hewani karena daging sapi mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Usaha bakso membutuhkan tenaga kerja mulai dari lokasi penggilingan, sampai daerah produsen dan pemasaran. Bakso dibuat menggunakan daging segar agar dihasilkan bakso yang kenyal dan kompak. Bahan baku bakso umumnya berasal dari daging paha belakang sapi, akan tetapi dapat juga dibuat dari bagian karkas lainnya.
Usaha bakso dapat digolongkan sebagai usaha kecil. Parubak et al. (2004) menjelaskan bahwa usaha kecil mempunyai peranan penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan nasional. Usaha kecil merupakan usaha yang ditekuni oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan yang luas kepada masyarakat. Pemerintah terus berupaya membina kelompok usaha kecil agar menjadi usaha yang semakin efisien dan mampu berkembang mandiri dan dapat membuka lapangan kerja baru.
Dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Asseal, 1992). Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan strategi bauran pemasaran. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya, referensi dan kelas sosial. Strategi bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi. Faktor internal terdiri dari faktor gagasan dan karakteristik konsumen. Faktor internal dan eksternal dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara individual maupun secara bersama-sama.
Konsumen melakukan pembelian tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Karakteristik penjualan bakso akan mempengaruhi keputusan membeli. Konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual (Tedjakusuma et al., 2001).
Penjual bakso harus memahami keinginan konsumen dengan cara mempelajari perilaku konsumen agar konsumen bersedia membeli baksonya. Pemahaman perilaku konsumen yang baik dan tepat diharapkan akan mengembangkan kegiatan pemasarannya. Penjual bakso daging perlu mengenal konsumen, sasaran dan model keputusan yang dilakukan oleh konsumen, sehingga penjual bakso daging mengetahui motif konsumen dalam menilai bakso daging yang sesuai dengan hati nuraninya. Analisis faktor digunakan untuk menentukan urutan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli bakso daging di Kota Malang, sehingga perlu dilakukan penelitian agar penjual bakso dapat mempertahankan eksistensinya.
Metode Analisis Data
          Penelitian dilakukan dengan metode survei di Kota Malang dengan pertimbangan bahwa Kota Malang dikenal sebagai Kota Bakso.
Kesimpulan
        Sebagian besar responden yang melakukan pembelian bakso adalah perempuan, berstatus pelajar, mempunyai umur di bawah 35 tahun, pendapatan individu yang diperoleh antara Rp. 1.000.000,00 sampai Rp. 2.000.000,00 per bulan dan harga bakso Rp. 5.000,00 seporsi dapat dikategorikan terjangkau. Pola mengkonsumi bakso bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai kuliner, hobi, dan makanan camilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan responden secara berurutan adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pendapatan, dan demografi.

Sumber : file:///C:/Users/User/Downloads/600-485-1-PB%20(2).pdf

Perilaku Konsumen dalam Berbelanja pada Supermarket di Yogyakarta

Latar Belakang
            Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya (Stanton) seperti bertahan hidup, memperoleh keuntungan dan berkembang. Tujuan tersebut akan dapat dicapai manakala perusahaan mampu menciptakan, mengantarkan serta mengkomunikasikan nilai melalui sebuah produk sehingga dapat meraih, mempertahankan pelanggan. Sehingga bidang pemasaran adalah merupakan bidang pengambilan keputusan yang sulit bagi perusahaan. Karena masalah pemasaran tidaklah memperlihatkan ciri-ciri kuantitatif murni dari masalah-masalah produksi, akuntansi atau keuangan. Berbagai variabel psikologis konsumen memainkan peranan penting dan besar dalam perencanaan pemasaran serta membentuk dan berinteraksi dalam fungsi bisnisnya. Pemahaman tentang bagaimana konsumen menanggapi tawaran perusahaan, memilih serta memutuskan produk yang akan dibeli adalah merupakan kunci sukses dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk memahami konsumen dimulai dengan memahami kebutuhan dan keinginan yang menjadi motivas karena motivasi merupakan salah satu faktor psikologis kiranya perlu memperoleh perhatian sebab motivasi yang ada akan mendorong kebutuhan dengan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan konsumsi suatu produk (Engel, Blackwell, Miniard, 1993.). Pemahaman motivasi konsumen dapat diperkirakan perilaku yang akan diekspresikan oleh konsumen sehingga pemasar dapat merancang rangsangan yang lebih tepat sehingga dalam melayani konsumen akan lebih baik dibanding pesaingnya. Oleh karena itu memahami perilaku konsumen terutama variabel kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai motivasi adalah syarat mutlak bagi keberhasilan perusahaan.
Pada kondisi sekarang ini dengan adanya tuntutan waktu yang semakin sempit serta bergesernya budaya maka waktu yang tersedia untuk mencari alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga berubah. Didalam memilih tempat berbelanja biasanya pembeli menghendaki tempat yang tidak jauh dari tempat tinggal, cukup strategis untuk dilalui dan mudah dicapai apabila ada kebutuhan yang sangat mendesak serta tempat parkir yang luas dan aman. Supermarket yang cerdik akan memilih lokasi dimana penghasilan penduduk yang stabil, terjamin dan tinggi. Jadi jumlah penduduk di sekitar lokasi akan menentukan jumlah calon langganan supermarket itu. Maka secara singkat dapat dikatakan bahwa lokasi supermarket memainkan peranan penting bagi suksesnya supermarket tersebut, sebab ia menentukan besarnya penjualan dan laba. Lokasi yang baik seringkali dapat menutup kelemahan pengelolaan, tetapi lokasi yang jelek dapat menjadikan kegagalan walaupun dikelola pengusaha yang paling trampil sekalipun (Basu Swastha Dh . 1987). Selain lokasi, pemilihan tempat untuk belanja bagi konsumen juga sering menginginkan aspek yang lain seperti kesenangan sebagai pleseiur. Motivasi konsumen akan dapat diketahui dari preferensi konsumen dalam memilih produk, karena preferensi konsumen atas atribut suatu produk merupakan manifestasi dari motivasi konsumen atas produk tersebut (Engel, Blackwell, Miniard, 1993). Motivasi yang ada akan mendorong proses dalam menentukan pilihan diantaranya berbagai alternatif dari kegiatan suka rela (Vroom dalam Gibson, Ivancevich dan Donelly, 1982).
Metode Pengumpulan Data
          Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode surve dilakukan dengan pengambilan data melalui penyebaran daftar pertanyaan yang ditujukan ke obyeknya.
Kesimpulan
a. Berdasarkan analisis terhadap pengaruh berbagai atribut secara individual, masingmasing diketahui bahwa atribut kemudahan dalam berbelanja, keanekaragaman produk serta atribut harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja. Diantara variabel tersebut, atribut kemudahan adalah variabel yang paling besar pengaruhnya. Namun jika dilihat kelima variable tersebut secara simultan maka semua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan sehingga layak sebagai variabel prediktor.
b.  Hubungan karakteristik konsumen dengan manfaat yang dicari, ternyata ada hubungan yang dignifikan antara jenis pekerjaan dan perbedaan tingkat pendapatan dengan kecenderungan memilih atribut yang ada pada supermarket sehingga perbedaan karakteristik akan memberikan perbedaan tanggapan atas setiap atribut yang ditawarkan oleh supermarket.

 Sumber : http://ekonomi.upy.ac.id/files/PERILAKU%20%20KONSUMEN%20DALAM%20BERBELANJA%20PADA%20SUPERMARKET%20DI%20YOGYAKARTA%20(ARIF%20SUDARYANA).pdf