Jurnal Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Suatu Barang
Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta barbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang menjadi dilema bagi konsumen, apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Maka, konsumen akan melihat faktor-faktor apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi kehidupannya.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, sumber yang diperoleh dengan metode ini diperoleh data dari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal serta referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Studi ini sepenuhnya mempelajari teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti Astra Honda Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren motor ideal terbaik Indonesia. Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas telah didapatkan beberapa kesimpulan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemilihan
produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen tersebut, sebagai berikut :
1. Kebudayaan.
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek
kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks,
yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi
sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang
ada.
2. Kelas sosial.
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan
pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan
lokasi tempat tinggal.
3. Kelompok referensi kecil.
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana
seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah
laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok
pertemanan, dll.
4. Keluarga.
Lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku
pembelian yang menyangkut:
– Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
– Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
– Siapa yang melakukan pembelian.
– Siapa pemakai produknya.
5. Pengalaman.
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
6. Kepribadian.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku.
7. Sikap dan kepercayaan.
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara
konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai
tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya.
8. Konsep diri.
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri,
dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
Sumber:https://andreastrihatmoyo.wordpress.com/2015/01/09/jurnal-perilaku-konsumen-terhadap-pembelian-suatu-barang/
PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BAKSO DI MALANG
Latar Belakang
Kota Malang juga dikenal sebagai
kota Bakso selain kota Apel. Bakso merupakan makanan daging sapi yang dicampur
dengan terigu yang dimasak dengan proses tertentu untuk dikonsumsi. Bakso
sangat populer dan digemari semua kalangan dengan harga yang bervariasi dan
terjangkau oleh konsumen. Tarwotjo et al. (1971) menjelaskan bahwa bakso daging
sapi merupakan sumber protein hewani karena daging sapi mengandung protein yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Usaha bakso membutuhkan tenaga kerja
mulai dari lokasi penggilingan, sampai daerah produsen dan pemasaran. Bakso
dibuat menggunakan daging segar agar dihasilkan bakso yang kenyal dan kompak.
Bahan baku bakso umumnya berasal dari daging paha belakang sapi, akan tetapi
dapat juga dibuat dari bagian karkas lainnya.
Usaha bakso dapat digolongkan
sebagai usaha kecil. Parubak et al. (2004) menjelaskan bahwa usaha kecil
mempunyai peranan penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan nasional.
Usaha kecil merupakan usaha yang ditekuni oleh sebagian besar masyarakat dan
merupakan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan
yang luas kepada masyarakat. Pemerintah terus berupaya membina kelompok usaha
kecil agar menjadi usaha yang semakin efisien dan mampu berkembang mandiri dan
dapat membuka lapangan kerja baru.
Dua faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor internal
dan faktor eksternal (Asseal, 1992). Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan
dan strategi bauran pemasaran. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya,
referensi dan kelas sosial. Strategi bauran pemasaran terdiri dari produk,
harga, promosi, dan distribusi. Faktor internal terdiri dari faktor gagasan dan
karakteristik konsumen. Faktor internal dan eksternal dalam interaksinya dapat
mempengaruhi perilaku konsumen baik secara individual maupun secara
bersama-sama.
Konsumen melakukan pembelian
tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu
dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh
terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh
konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk
tersebut. Karakteristik penjualan bakso akan mempengaruhi keputusan membeli.
Konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya
memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual (Tedjakusuma et al., 2001).
Penjual bakso harus memahami
keinginan konsumen dengan cara mempelajari perilaku konsumen agar konsumen
bersedia membeli baksonya. Pemahaman perilaku konsumen yang baik dan tepat
diharapkan akan mengembangkan kegiatan pemasarannya. Penjual bakso daging perlu
mengenal konsumen, sasaran dan model keputusan yang dilakukan oleh konsumen,
sehingga penjual bakso daging mengetahui motif konsumen dalam menilai bakso
daging yang sesuai dengan hati nuraninya. Analisis faktor digunakan untuk
menentukan urutan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli bakso
daging di Kota Malang, sehingga perlu dilakukan penelitian agar penjual bakso
dapat mempertahankan eksistensinya.
Penelitian dilakukan dengan
metode survei di Kota Malang dengan pertimbangan bahwa Kota Malang dikenal
sebagai Kota Bakso.
Sebagian besar responden yang melakukan
pembelian bakso adalah perempuan, berstatus pelajar, mempunyai umur di bawah 35
tahun, pendapatan individu yang diperoleh antara Rp. 1.000.000,00 sampai Rp.
2.000.000,00 per bulan dan harga bakso Rp. 5.000,00 seporsi dapat dikategorikan
terjangkau. Pola mengkonsumi bakso bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai
kuliner, hobi, dan makanan camilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan
responden secara berurutan adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi,
parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pendapatan, dan demografi.
Sumber : file:///C:/Users/User/Downloads/600-485-1-PB%20(2).pdf
Perilaku
Konsumen dalam Berbelanja pada Supermarket di Yogyakarta
Pemasaran merupakan ujung tombak
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya (Stanton) seperti bertahan hidup,
memperoleh keuntungan dan berkembang. Tujuan tersebut akan dapat dicapai
manakala perusahaan mampu menciptakan, mengantarkan serta mengkomunikasikan
nilai melalui sebuah produk sehingga dapat meraih, mempertahankan pelanggan.
Sehingga bidang pemasaran adalah merupakan bidang pengambilan keputusan yang
sulit bagi perusahaan. Karena masalah pemasaran tidaklah memperlihatkan
ciri-ciri kuantitatif murni dari masalah-masalah produksi, akuntansi atau
keuangan. Berbagai variabel psikologis konsumen memainkan peranan penting dan
besar dalam perencanaan pemasaran serta membentuk dan berinteraksi dalam fungsi
bisnisnya. Pemahaman tentang bagaimana konsumen menanggapi tawaran perusahaan,
memilih serta memutuskan produk yang akan dibeli adalah merupakan kunci sukses
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk memahami konsumen dimulai dengan
memahami kebutuhan dan keinginan yang menjadi motivas karena motivasi merupakan
salah satu faktor psikologis kiranya perlu memperoleh perhatian sebab motivasi
yang ada akan mendorong kebutuhan dengan diekspresikan dalam perilaku pembelian
dan konsumsi suatu produk (Engel, Blackwell, Miniard, 1993.). Pemahaman
motivasi konsumen dapat diperkirakan perilaku yang akan diekspresikan oleh
konsumen sehingga pemasar dapat merancang rangsangan yang lebih tepat sehingga
dalam melayani konsumen akan lebih baik dibanding pesaingnya. Oleh karena itu
memahami perilaku konsumen terutama variabel kebutuhan dan keinginan konsumen
sebagai motivasi adalah syarat mutlak bagi keberhasilan perusahaan.
Pada kondisi sekarang ini dengan
adanya tuntutan waktu yang semakin sempit serta bergesernya budaya maka waktu
yang tersedia untuk mencari alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga berubah.
Didalam memilih tempat berbelanja biasanya pembeli menghendaki tempat yang
tidak jauh dari tempat tinggal, cukup strategis untuk dilalui dan mudah dicapai
apabila ada kebutuhan yang sangat mendesak serta tempat parkir yang luas dan
aman. Supermarket yang cerdik akan memilih lokasi dimana penghasilan penduduk
yang stabil, terjamin dan tinggi. Jadi jumlah penduduk di sekitar lokasi akan
menentukan jumlah calon langganan supermarket itu. Maka secara singkat dapat
dikatakan bahwa lokasi supermarket memainkan peranan penting bagi suksesnya
supermarket tersebut, sebab ia menentukan besarnya penjualan dan laba. Lokasi yang
baik seringkali dapat menutup kelemahan pengelolaan, tetapi lokasi yang jelek
dapat menjadikan kegagalan walaupun dikelola pengusaha yang paling trampil
sekalipun (Basu Swastha Dh . 1987). Selain lokasi, pemilihan tempat untuk
belanja bagi konsumen juga sering menginginkan aspek yang lain seperti
kesenangan sebagai pleseiur. Motivasi konsumen akan dapat diketahui dari
preferensi konsumen dalam memilih produk, karena preferensi konsumen atas
atribut suatu produk merupakan manifestasi dari motivasi konsumen atas produk
tersebut (Engel, Blackwell, Miniard, 1993). Motivasi yang ada akan mendorong
proses dalam menentukan pilihan diantaranya berbagai alternatif dari kegiatan
suka rela (Vroom dalam Gibson, Ivancevich dan Donelly, 1982).
Metode pengumpulan data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah metode surve dilakukan dengan pengambilan
data melalui penyebaran daftar pertanyaan yang ditujukan ke obyeknya.
a. Berdasarkan analisis terhadap pengaruh berbagai
atribut secara individual, masingmasing diketahui bahwa atribut kemudahan dalam
berbelanja, keanekaragaman produk serta atribut harga mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja. Diantara variabel
tersebut, atribut kemudahan adalah variabel yang paling besar pengaruhnya.
Namun jika dilihat kelima variable tersebut secara simultan maka semua variabel
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan sehingga layak sebagai variabel
prediktor.
b. Hubungan karakteristik konsumen dengan manfaat
yang dicari, ternyata ada hubungan yang dignifikan antara jenis pekerjaan dan
perbedaan tingkat pendapatan dengan kecenderungan memilih atribut yang ada pada
supermarket sehingga perbedaan karakteristik akan memberikan perbedaan
tanggapan atas setiap atribut yang ditawarkan oleh supermarket.