MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Setiap
manusia yang ada di dunia ini pasti pernah mengalami keadaan gelisah.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram
hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak
tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik
itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam
ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan
sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang
kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan
lain-lain.
Kegelisahan
merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran
ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga
dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund
Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang
menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan
neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah
sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk
menekannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari
sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1)
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya
sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang
yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan
terjadi.
Contoh:
Didi
anak laki-laki berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SO. Pada
suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus pindah. Sudah
tentu Didi harus ikut. Jadi ia harus pindah sekolah di kota tempat
ayahnya bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat
yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif
mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih Didi, karena baik
di kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena itu ia
takut kalau di tempat yang bam kelak ia tidak akan merasa betah. Bila
tidak ikut pindah, akan ikut siapa, ikut pindah bagaimana di tempat
yang bam nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2)
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk
khusus dari phobia adalah, bahwa intensitas ketakutan melebihi
proporsi yang sebenarnya dan obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia
tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis;
ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya.
satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia
memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras
dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan balon karet.
(3)
Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang
tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis
yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan super ego melarangnya.
Contoh:
Seseorang
yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong
diminta untuk menyanyi atau berpidato. maka ia gelisah, gemetar, dan
hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain: iri, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa
iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat
dipahami orang lain. Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus
asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka
dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu
ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai
kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
-
SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila
ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau
perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya
itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus. Misalnya hak
hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup,
dan mungkin hak nama baik.
Ada beberapa hal lain yang menyebabkan kesempitan dan kegelisahan pada diri seseorang, yaitu:
1. Sebab dosa yang diperbuat oleh seorang hamba
Apabila Anda mengalami kondisi semacam itu, Anda harus menghadapinya
dengan ilmu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada Anda.
Yakni, ketika seseorang berbuat dosa, maka harus segera bertaubat,
memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, mencabut kesalahan
dan dosanya itu dengan janji tidak akan mengulanginya lagi.
2. Sebab kehilangan atau berkurangnya harta dan persoalan kehidupan lainnya
Sedangkan mengenai urusan dunia Anda yang hilang atau berkurang, maka
Anda harus menyerahkannya kepada Allah dan ridha dengan pembagian yang
telah ditetapkan oleh Allah swt.
3. Karena seseorang dizalimi oleh orang lain baik mengenai harta, keselamatan jiwa dan pencemaran harga diri atau kehormatannya.
Apabila Anda merasa dizalimi maka segeralah berintrospeksi diri dan
menyerahkan semuanya kepada Allah Swt. karena haya Dia lah yang bisa
mengobati kegelisahan Anda. Ketentraman dan ketenangan hati akan kita
dapatkan bila kita semakin dekat dan berserah diri kepadaNya.
USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu
kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh:
Dokter
yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak
dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak
dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit,
karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus
bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara
lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi
kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran;
pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi).
akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung
atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan
sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan
oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya,
kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak
semua pengalaman di dunia ini menyenangkan.
Yang
kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dalam jiwa kita.
Dan
yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita dapat
mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan
akibat timbulnya kecemasan,dengan demikian kita akan tidak merasakan
lagi adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
Untuk
mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri
kepada Allah Swt. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya,
kita harus percaya bahwa Tuhanlah Yang Maha Kuasa yang mengatur
segalanya. Maha Pengasih, Maha penyayang dan Maha Pengampun.
Keterasingan
berasal dari kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar
asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. sehingga
kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan
dari yang lain. atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti
hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil
atau terpisah dari yang lain.
Terasing
atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau
lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah
tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.Yang
menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya
yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga
ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku
yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu
menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan
dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu akan
merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain.
Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada
dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa,
mengganggu istri orang, menghina orang, sombong dan lain sebagainya.Keterasingan
dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat,
ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si
pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain
lagi atau membuat gelisah orang lain. dan si pelaku dapat menjadi
sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan
dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat
terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
Keterasingan
yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya,
tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak
mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku. Apabila
dengan perilaku masyarakat ini masih tidak mempan menyadarkan
si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh institusi
yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.Orang
yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati
orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena
perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat.
Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang angkuh, sombong. dan tidak menghormati orang
lain. Karena itu ia dibenci orang lain. sehingga membuat ia dalam
keterasingan.
Dalam
karya sastra Abdul Muis yang berjudul “Salah Asuhan”, Hanafi
yang berpendidikan Barat adalah tipe orang yang sombong, angkuh, tak
menghormati orang lain. Ia menganggap rendah dan kolot
masyarakat Minangkabau, sehingga ia terasing karena dibenci, tak
disukai oleh masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman-temannya sendiri
ia dibenci dan dijauhi karena sifatnya yang membeda-bedakan
teman-temannya. Ini terbukti ketika ia bersama istrinya Corrie de
Busye mengadakan pesta makan malam di rumahnya di Jakarta. dengan
mengundang teman-temannya tetapi yang diundang hanya
teman-teman tamatan sekolah di Negeri Belanda Pembedaan seperti ini
tak disenangi oleh teman-temannya. sehingga tak seorangpun yang hadir
pada malam itu. Hanafi dan Corrie istrinya dalam keterasingan.
Kekurangan
yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan.
Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing.
melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena
membuat kesalahan. Ketidakmampuan atau kesalahan ini
berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat
orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan disini meliputi
kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidakmampuan
fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya
yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya sekarang.
Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan
diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya Karena itu ia
merasa gelisah, terasing.Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup
manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.Bermacam-macam
penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. la lebih
senang hidup sendiri.
Contoh:
Pangeran
Sidharta meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan
ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan
istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia
meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat
hidup.Bila
kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu
serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi
kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap
sombong. angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman
sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap
sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup sehingga
kesepian.
Orang
yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan
ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang
bersikap rendah diri, pemalu, minder. Merasa dirinya kurang
berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka menyendiri.
Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang
jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas,
keadaan tanpa asal-usul yang jelas. ltu semua adalah akibat pikirannya
tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai
sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian
tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah lulus atau tidak lulus ujian
sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya.
Ketidakpastian ini akan merugikan. karena status dari karir itu
terancam.Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh
atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu
memenuhinya.
-
SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur,
apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima
rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsang-rangsang tersebut. Kalau seandainya ia dapat berpikir baik akan
memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda
obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian,
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang
pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya
yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru
menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah
adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contoh:
a.
Keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak
bermanfaat baginya, dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia
(kleptomania)
b.
Keinginan minum minuman keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila
dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat
dibendung.
4. Histeria
lalah
neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan,
pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai
diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika
Ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia
melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu
langsung bertanya siapa itu ? ...itu kan bukan Kang Bakri !”
semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris
lalu pingsan (film orang-orang laut).
5. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan
palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan
tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
a.
Delusi persekusi : menganggap keadaan sekitamya jelek.
Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal
tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b.
Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar.
Orang seperti itu biasanya gila hormat Menganggap orang-orang
disekitarnya sebagai orang-orang tidak penting. Akhirnya semua
orang menjauhi juga.
c.
Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina, dan
berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan
nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot
tak terkuasa lagi.
Contoh:
Pak
Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk
diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat
dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya
gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri
orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi
dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. (penderita itu dapat menyadari
perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan
sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni
nampak pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat
pula berupa kesedihan menekan, tidak benafsu, tidak bersemangat,
gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam
liburan, seperti biasa Samsul pulang ke kampungnya, dan biasa pula
setiap pulangnya Samsul bermain ke rumah Nurbaya, bekas pacarnya.
Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada
saat itu terketahuilah Samsul oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghantam si tua bangka itu. Siti
Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya;
ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
-
USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah
diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau
pergi sendiri ke psikolog. Bila
penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu
dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut
bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut
ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan
dengan benda-benda tersebut.
Orang
yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru
berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka
sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang
menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.