BAB I ALIRAN DAN SEJARAH KOPRASI
A.
Sejarah Koprasi di Indonesia
Koperasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Raden Arta Wiriaatmadja. Seorang patih dari Purwokerto, Jawa Tengah pada
tahun 1896. Bekerja sama dengan E Sieburg, R. Arta Wiraatmadja mendirikan
koperasi kredit sistem Riffeisen. Gerakan koperasi semakin meluas bersamaan
dengan munculnya pergerakan nasional menentang penjajahan. Gerakan koperasi
semakin meluas bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional menentang
penjajahan. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi
rumah tangga ( koperasi konsumsi ).
Serikat Islam pada tahun 1913 membantu
memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi. Pada
tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club yang
kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) di Surabaya. Partai
Nasional Indonesia ( PNI ) di dalam kongresnya di Jakarta berusaha
menggelorakan semangat operasi sehingga kongres ini sering juga disebut “
kongres koperasi ”. Tujuan nya untuk membantu para anggotanya agar tidak
terjerat dengan rentenir. Pada jaman penjajahan Jepang koperasi Indonesia
dijadikan alat pertahanan dengan nama kumiai. Fungsi koperasi menjadi rusak dan
banyak yang membubarkan diri.Setelah Indonesia merdeka semangat mendirikan
koperasi bangkit kembali. Pemerintah mendukung penuh atas pendirian koperasi,
khususnya melalui UUD 1945, pasal 33 ayat 1 pada tanggal 12 Juli 1947 diadakan
kongres pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kongres Koperasi I menghasilkan
beberapa keputusan penting, antara lain :
- Mendirikan sentral Organisasi
Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
- Menetapkan gotong royong
sebagai asas koperasi
- Menetapkan pada tanggal 12 Juli
sebagai hari Koperasi
B. Aliran Koprasi
Aliran koprasi dibagi 3 yakni :
1. Aliran
Yardstick
Aliran yardstick biasa kita temukan
pada negara negara yang menganut ideologi kapitalisme atau yang menganut sistem
perekonomian liberal. di aliran ini koperasi dapat menjadi suatu kekuatan untuk
menyeimbangkan, menetralisasikan, menstabilkan dan mengoreksi perekonomin
negara tersebut. tapi, pemerintah tidak akan ikut campur tangan terhadap
keadaan koperasi tersebut. pemerintah terlihat “masa bodoh” atas bangun jatuh
nya koperasi tersebut. maju tidaknya koperasi tersebut tergantung anggota
koperasi itu sendiri,
2. Aliran Sosialis
Disini koperasi dianggap sebagai
suatu badan yang mempunyai peranan penting. koperasi dianggapalat yang paling
efektif untuk dapat menyejahterkan masyarakat. karna sistem nya yang sangat
menguntungkan. tidak hanya itu koperasi juga dianggap sebagai penyatu
masyarakat. maksudnya adalah di dalam koperasi tersebut tidak membedakan
kalangan atas, menengah, ataupun bawah. koperasi juga merupakan suatu
organisasi yg menganut kekeluargaan. koperasi aliran ini biasanya ditemukan di
eropa timur dan rusia.
3. Aliran
Persemakmuran (common wealth)
Koperasi dianggap sebagai wadah ekonomi rakyat yang
berkedudukan stratgis dan juga koperasi memiliki peranan penting dalam sektor
perekonomian masyarakat. koperasi juga sebagai alat yang efisien dan efektif
dalam meningkatkan kualitas hidup anggotanya. di sini pemerintah ikut
membantu dalam gerakan koperasi tersebut. tujuannya adalah agar pertumbuhan
ekonomi tersebut dapat berjalan baik. maju tidaknya koperasi ini, menjadi
tanggug jawab pemerintah.
BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP –
PRINSIP KOPRASI
A.
Pengertian Koprasi
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara
sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud
mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik
bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi. Konsep koperasi terbagi 3
yaitu:
1.
Konsep
Koperasi Barat Koperasi ini merupakan organisasi swasta, yg dibentuk secara
sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud
mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik
bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
2.
Konsep
Koperasi Sosialis koperasi ini direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah,
dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan
nasional.
3.
Konsep
Koperasi Negara berkembang Mengacu kepada kedua konsep sebelumnya, namun
koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya
B. Prinsip
koperasi
Bahwa ada 7 prinsip yang dapat
dianut suatu koperasi, yaitu :
1. Keanggotaan bersifat
sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara
demokratis
3. Pembagian sisa hasil
usaha berdasarkan jasa anggota
4. Pemberian balas jasa
terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerja sama antarkoperasi
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Organisasi & Manajemen
A. ORGANISASI
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi
mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang
sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang dikehendaki
maka organisasi membutuhkan manajemen.
Karena
organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka pengelolaan
organisasi tidak akan lepas dari pembahasan kekuasaan. Namun, dalam hal ini,
pemikiran Mary Parker Follet (1868-1933), mengenai circular behaviour
atau perilaku yang saling mempengaruhi diantara anggota organisasi, perlu
diperhatikan. Prinsip kekuasaan menurut Mary Parker Follet adalah tidak berada
di atas tetapi bersama, sehingga distribution of power getting things done
through other people, sangat mudah dimengerti sebagai sebuah
penjelasan apa itu manajemen dibanding pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
manajemen dan perilaku organisasi yang lain. itu menjadi sangat penting untuk
manggerakkan organisasi.
B.MANAJEMEN
Manajemen
adalah proses untuk mengelola sumber-sumber organisasi. Ada dua pemegang
kepentingan yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara langsung maupun
tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan Lingkungan Eksternal.
Ada struktur
organisasi yang ditayangkan pada Peraga dihalaman sebelumnya tampak jelas
bagaimana pemimpin organisasi secara strtuktural bukan hanya mendistribusi
sebagian kekuasaannya kepada jenjang organisasi dibawahnya melalui para manajer
namun juga mentransformasi gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar
organisasi berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Mereka adalah rantai manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para
manajer. Para manajer ini yang memainkan peran strategis yaitu komunikasi dalam
organisasi Dengan kata lain, para pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan
dukungan anggota organisasi melalui jenjang–jenjang organisasi, namun di sisi
yang lain menghendaki agar gagasan-gagasan mereka dijalankan dengan sistem
nilai yang dikehendaki oleh organisasi. Disinilah sebenarnya proses interaksi
yang saling mempengaruhi tersebut terjadi dimana setiap pemimpin unit
organisasi adalah rantai manajemen pada setiap jenjang organisasi yang akan menjadi
jembatan bagi transformasi gagasan dan kompetensi mengenai sistem nilai yang
dikembangkan dalam organsiasi.
Hubungan
antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai manajemen yaitu manajer-manajer
fungsi. Peran manajemen sebagai proses Perencanaan hingga Pengendalian sangat
krusial disini agar semua anggota organisasi bergerak dan berperilaku sesuai
dengan harapan organisasi. Maka sistem pengendalian manajemen harus ada dan
didisain sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar